RSS

Monthly Archives: April 2012

Pengumpulan Data

INSTRUMEN PENELITIAN
Ada dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, baik itu penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Dua hal itu adalah: 1) kualitas instrumen penelitian dan 2) kualitas pengumpulan data.
Adapun yang mempengaruhi pada penelitian kuantitatif adalah: (a) Kualitas instrumen: berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan (b) Kualitas pengumpulan data: berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data

Sedangkan yang mempengaruhi pada penelitian kualitatif adalah:

  • Instrumen penelitian: peneliti itu sendiri
  • Instrumen penelitian pada penelitian kualitatif

Pada penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah: peneliti itu sendiri sehingga validasi dilakukan oleh peneliti sendiri dengan memperhatikan hal-hal diantaranya: a) Pemahaman peneliti terhadap metode penelitian kualitatif. B) Penguasaan wawasan peneliti terhadap bidang yang diteliti, dan c) Kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian secara akademik maupun logistik
Instrumen penelitian pada penelitian kualitatif

  • Pada penelitian Kualitatif, permasalahan di awal penelitian belum jelas dan pasti, maka instrumen yang paling tepat adalah peneliti itu sendiri.
  • Setelah masalah sudah mulai jelas, maka dapat dikembangkan sebagai instrumen yang sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang ditemukan melalui observasi dan wawancara.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data bisa dibedakan dengan beberapa hal, seperti:

  1. Berdasarkan Setting (Setting Alamiah, Labortorium dengan melalui eksperimen, di rumah dengan mewawancarai responden, seminar, dan lain-lain)
  2. Berdasarkan sumber data: (Sumber Primer : Sumber yang langsung memberikan data dan Sumber Sekunder : Sumber yang tidak langsung memberikan data).
  3. Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data dibagi lagi menjadi: Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Triangulasi/Gabungan

Pengumpulan Data dengan Observasi
Macam-macam observasi: (Sanafiah Faisal: 1990)

  • Observasi Partisipatif, yang terbagi menjadi: Observasi yang Pasif, Observasi yang Moderat, Observasi yang Aktif, dan Observasi yang Lengkap.
  • Observasi Terus Terang dan Tersamar
  • Observasi tak Terstruktur

Observasi Partisipatif

  • Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti (Susan Stainback:1998)
  • Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990)
  • Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
  • Partisipasi Moderat :Peneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan saja, tidak semua kegiatan.
  • Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum sepenuhnya lengkap
  • Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber

Observasi Terus Terang atau Tersamar

  • Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
  • Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui informasi yang dirahasiakan narasumber.

Tahapan Observasi
Observasi Deskriptif :

  1. Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas
  2. Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat, semua yang didengar, dll.
  3. Observasi Terfokus :
  4. Observasi dipersempit pada aspek tertentu
  5. Observasi Terseleksi :
  6. Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori

Pengumpulan Data dengan Wawancara
Pengertian :
Menurut Esterberg (2002) : Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu

Macam-macam Wawancara

  1. Wawancara Terstruktur
  2. Bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
  3. Peneliti sudah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif jawaban.
  4. Wawancara Semi Terstruktur
  5. Dilaksanakan lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
  6. Bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
  7. Wawancara tak berstruktur
  8. Dilakukan secara bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara secara sistematis.
  9. Pedoman yang digunakan hanya garis-garis besar permasalahan.
  10. Peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan

Langkah-langkah Wawancara

  1. Menurut Lincoln & Guba, ada 7 langkah :
  2. Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan.
  3. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
  4. Mengawali atau membuka wawancara.
  5. Melangsungkan alur wawancara.
  6. Mengonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
  7. Menuliskan hasil wawancara.
  8. Identifikasi tindak lanjut hasil wawancara.

Jenis-jenis Pertanyaan dalam Wawancara

  • Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman.
  • Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat.
  • Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan.
  • Pertanyaan tentang pengetahuan.
  • Pertanyaan yang berkenaan dengan indera.

Hal-hal yang Berkenaan dengan Wawancara

  • Alat-alat wawancara :
  • Buku Catatan
  • Tape Recorder
  • Camera
  • Mencatat Hasil Wawancara
  • Hasil wawancara harus dicatat.
  • Untuk wawancara yang dilakukan secara. terbuka & tidak berstruktur, peneliti perlu rangkuman yang lebih sistematis.

Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen

  • Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang lain.
  • Dokumen yang dipilih harus memiliki kredibilitas yang tinggi.

 

 

 

 

Sumber : infoskripsi.com/Tip-Trik/Instrumen-dan-Teknik-Pengumpulan-Data.html

 
Leave a comment

Posted by on April 17, 2012 in Uncategorized

 

Penulisan Ilmiah

PENULISAN ILMIAH

1. Hakikat Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara obyektif dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori atau bukti-bukti empirik. Ada beberapa jenis karangan ilmiah yaitu, laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.

2. Ciri-Ciri Karya Ilmiah
• Empiris: informasi yang disampaikan bersifat faktual yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, kajian pustaka, penelitian.
• Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.
• Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
• Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
• Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

3. Macam-macam Karya ilmiah
Sesuai dengan cirinya, maka karya ilmiah dapat berupa dalam bentuk makalah, artikel, skripsi, tesis, dan disertasi yang pada dasarnya merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan atau penulis lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Berikut macam-macam karya ilmiah :

3.1 Makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang mebahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan, yang harus diselesaikan secara tertulis.
3.2 Skripsi
Merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan didepan siding ujian, dalam rangka penyelesaian studi tingkat strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana.
3.3 Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program strata dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kritis.
3.4 Disertasi
Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat strata tiga (S3). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu penegetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
4 Sikap ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7, yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
4.1 Ingin tahu
Sikap ingin tahu terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
4.2 Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibandingkan kelebihan dan kekurangannya.
4.3 Terbuka
Sikap terbuka terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain. Walaupun pada akhirnya pendapat tersebut tidak sesuai.
4.4 Objektif
Sikap objektif terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4.5 Mengahrgai karya orang lain
Sikap ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekira pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
4.6 Berani mempertahankan kebenaran
Sikap ini tampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walaupun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori dalil yang ada.
4.7 Menjangakau kedepan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

5 Kesalahan Dalam Penulisan Karya Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah sering terjadi kesalahan yang dapat menghambat penyelesaiannya. Semuanya itu dikarenakan tidak konsisten dalam penulisan. Bentuk ketidak kosisten itu menyangkut banyak hal.
Beberapa benruk kesalahan yang sering dijumpai dalam tulisan antara lain :
1. Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya.
2. Salah dalam menyusun struktur laporan
3. Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat)
4. Salah dalam menuliskan bagian kesimpulan
5. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
6. Tata cara penulisan “daftar pustaka” yang kurang tepat
7. Tidak konsiste dalam format tampilan

Sumber :
http://veblue.blogspot.com/2010/03/hakikat-karya-ilmiah.html
• wartawarga.gunadarma.ac.id/…/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-jenis-karya-ilmiah-sikap-ilmiah-dan-kesalahan-dalam- penulisan-ilmiah/

 
Leave a comment

Posted by on April 10, 2012 in Uncategorized