RSS

Monthly Archives: March 2012

MAKALAH PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

Kelompok Tulisan Makalah :

-Ersza Sinastrya (13109985)
-M Kemal Maulana
-Duvi Apriandi
-Youdanto Hadinegoro

Kata Pengantar

     Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbinganNya yang selalu menyertai kami di dalam memahami ilmu-ilmu yang kami pelajari dan aplikasikan di dalam kehidupan. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Bapak Tri Budiarta yang kami hormati.Tugas ini adalah lanjutan dari tugas individu yang membahas mengenai “ Penalaran “. Sehingga di dalam tugas makalah ini kita membahas lebih detail apa saja yang bisa kita pelajari mengenai Penalaran itu sendiri. Tugas makalah ini kami tunjukan untuk kami sendiri sebagai pelajar yang belajar mamahami mengenai Penalaran, kemudian untuk dosen pengajar kami Tri budiarta, dan bentuk pengabdian kami terhadap kedua orang tua kami untuk selalu terus belajar
Semoga Tugas makalah ini kami kerjakan secara maksimal berdasarkan hasil pemahaman kami mengenai Penalaran. Dan dapat memberikan manfaat bagi kami memahami Penalaran, memberika manfaat bagi teman teman ataupun orang lain yang membaca, dan kepada bapak Tri Budiarta sebagai pengajar kami.

BAB I

 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
     Penalaran merupakan hal yang kita sering gunakan sehari hari di dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang terdekat baik keluarga maupun kerabat di tempat kuliah atau di kantor. Namun penulis akan menjelaskan pembahasan kali ini tentang penalaran yang penggunaanya kita gunakan di dalam bahasa kita sehari hari yaitu Bahasa Indonesia.
1.2. Tujuan Penulisan Masalah
     Penulisan ini akan dibuat dengan tujuan peningkatan mutu dalam penggunaan Bahasa Indonesia dalam menguasa kemampuan berfikir, bersifat rasional dan dinamis berpandangan untuk menganalisa konsep penalaran yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penalaran deduktif ?
2. Ada berapa macam jenis penalaran deduktif ?
3. Apakah yang dimaksud dengan penalaran induktif ?
4. Ada berapa macam jenis penalaran induktif ?
1.4 Metode Pengumpulan Data
     Penyusunan makalah ini kami mendapatkan data melalui metode pencarian di salah satu search engine di internet.

BAB II

POKOK PEMBAHASAN

Pendefinisian Penalaran :

     Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
     Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

1. Penalaran Deduktif

     Penalaran deduktif adalah suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yg dapat diambil.
     Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposi tempat menarik simpulan itu. Proposi tempat merarik simpulan itu disebut premis. Atau dapat juga di artikan penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Macam – macam penalaran deduktif
· SILOGISME
Merupakan suatu cara penalaran yang formal.Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar peraturan “X”
Silogisme Katagorik
Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Silogisme Hipotetik
Silogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Silogisme Disyungtif

Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.

2. Penalaran Induktif
     Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan – pernyataan yang khusus dan menghasilkan kesimpulan yang umum. Dengan kata lain kesimpulan, yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataaan (premis).
Macam – macam penalran induktif
     Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:

Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
proses penalaran yang digunakan dalam berfikir untuk menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat khusus ke umum atau berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Penalaran Induktif dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Generalisasi adalah bentuk dari metode berfikir induktif atau suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual ( khusus ) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
a) Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah seluruh fakta yang ada di dalam fenomena yang dijadikan sebuah kesimpulan berdasarkan penyelidikan yang terjadi. Contoh : setiap 1 bulan pada tahun masehi tidak ada yang jumlah harinya lebih dari 31 hari.
b) Generalisasi dengan loncatan induktif adalah generalisasi yang kesimpulannya diambil dari sebagian fakta dari suatu fenomena yang berlaku pada fenomena sejenis yang belum diselidiki. Contoh : kita menyelidiki sebagian masyarakat Indonesia yang ramah, lalu kita membuat sebuah kesimpulan bahwa semua rakyat Indonesia adalah masyarakat yang ramah.
2. Analogi adalah suatu bentuk metode penalaran induktif untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat penting yang bersamaan. Tujuan dari analogi adalah :
– Meramalkan persamaan
– Mengadakan klasifikasi

– Menyingkap kekeliruan

Kesimpulan
Setelah kita telah mempelajari teknik penalaran ini , kami dapat memahami konsep dari penalaran yaitu yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah, dan mengetahui jenis- jenis penalaran.
referensi :
 
Leave a comment

Posted by on March 27, 2012 in Uncategorized

 

Penalaran Deduktif

Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi :
1. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
2. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Sumber :
Wikipedia.penalaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

 
Leave a comment

Posted by on March 26, 2012 in Uncategorized

 

PENALARAN INDUKTIF

Suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian itulah yang disebut dengan penalaran. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan bahwa sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui inilah yang dinamakan proses menalar.

Ada dua jenis penalaran yaitu induktif dan deduktif,dalam artikel ini yang akan dibahas adalah penalaran induktif.

PENALARAN INDUKTIF

Penalaran induktif adalah penalaran yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Metode induktif berkaitan erat dengan pengamatan inderawi (observasi) atas kasus-kasus sejenis lalu disusunlah sebuah pernyataan-pernyataan yang sejenis pula sebagai dasar untuk menarik kesimpulan yang berlaku umum. Kesimpulan dalam  penalaran induktif tersebut merupakan sintesis atau penggabungan dari apa yang disebut sebagai titik pangkal pemikiran/premis, maka penalaran induktif disebut juga penalaran sintesis. Karena itu  penalaran induktuf tidak bersifat sahih atau tidak sahih melainkan apakah kesimpulan dari suatu penalaran induktif lebih probabel dibandingkan dengan yang lain.

Macam-macam penalaran induktif :

  1. Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
  2. Analogi adalah proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain,
    kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain.
  3. Kausal adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan
    sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
 
Leave a comment

Posted by on March 17, 2012 in Uncategorized

 

Konvensi Naskah

KONVENSI NASKAH

Pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang telah di garap sebelum nya. Dari situ akan mendapat pokok-pokok pikiran,gagasan utama atau tema dalam sebuah paragraf atau alinea.

Dalam pembuatan naskah yang baik kita juga harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata sedemikian rupa,sehingga tulisan kita terlihat jelas,teratur dan menarik

Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu : bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.

1. Bagian Pelengkap Pendahuluan

Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Bagian pelengkap pendahuluan terdiri dari :

· Judul pendahuluan

· Halaman pengesahan

· Halaman judul

· Halaman persembahan

· Kata pengantar

· Daftar isi

· Gambar, tabel, keterangan

2. Bagian Isi karangan

Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. Bagian isi karangan biasanya terdiri dari :

· Pendahuluan

· Tubuh karangan

· Kesimpulan

3. Bagian Pelengkap Penutup

Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah. Ada bebarapa bagian yang biasanya dimasukkan dalam bagian pelengkap penutup karangan yaitu : lampiran, bibliografi, dan daftar indeks.

Sumber :  edukasi.kopasiana.com (Norkholis Ridho)

 
Leave a comment

Posted by on March 8, 2012 in Uncategorized